MENGUNGKAP RAGAM ALIRAN VESPA

Minggu, 17 Oktober 2010

Vintage Motorcycle Photographs Dapat kita lihat sekarang ini, para pengendara vespa berlomba mempercantik vespa kesayangan mereka dengan berbagai aliran.  Antara lain yaitu aliran Racing, Rat (kumuh), Custom dan yang terakhir yaitu aliran Retro Klasik.  Diantara keempat aliran tadi, terbagi dalam beberapa kurun waktu, yaitu diantaranya pada tahun-tahun awal tahun 1990-an banyak sekali kita lihat dalam setiap event vespa, dimana sangat banyak vespa yang menganut aliran racing.  vespa_motor_full_racing Mereka (Scooterist, red) berupaya untuk memodifikasi vespa kesayangan mereka dengan model Racing Look, baik dari segi bodi maupun dari mesinnya saja dan ada yang sekaligus keduanya yaitu mesin dengan spek Racing dan kontur bodi pun juga mengikuti daya mesin agar setara dengan deruan mesin yang mereka adopsi dalam scooter mereka.
image



Setelah masa-masa kejayaan era Racing telah kurang diminati oleh mayoritas scooterist, maka pada dekade 2003-an banyak sekali para pengendara scooter yang mengubah aliran atau kiblat mereka yang semula mengacu pada gaya racer kini mereka mengacu pada vespa kumuh atau yang biasa disebut dengan Rat Bike, Vespa Gembel/Rat Scooter.



Gaya ini sangat bertentangan dengan hakikat asli sebuah penggemar vespa.  Dimana vespa yang selalu di identikkan sebagai kendaraan yang lucu, imut bahkan pada saat launching vespa si empunya pun sempat berkata “sembra una vespa” yang di dalam bahasa Indonesia diartikan “vespa tu kayak tawon”.
gembel3 Dalam perjalanannya di Indonesia sendiri, para penggemar scooter jenis vespa ini pun pada saat trend vespa kumuh itu pun merebak bagaikan jamur di musim hujan.  Dalam berbagai event vespa ratusan bahkan ribuan vespa kumuh pun bertebaran di mana-mana.  Dari berbagai kekumuhan pun muncul.  Mulai dari yang mengusung tema Army, Kumuh, Long Chassis, sampai sespan kumuh dengan asesoris yang mendukung perkumuhan mereka.  gembel 1 Namun dalam perjalanannya para Rat Biker ini, mereka sering mendapatkan komentar dar para warga yang dilewati oleh motor mereka dari berbagai komentar tersebut ada yang berkata suka karena bisa digunakan sebagai hiburan dan ada yang tidak suka karena suara yang bising dan tidak enak untuk dipandang.  Selain komentar dari para warga, mereka juga mempunyai satu penghalang dalam perjalanan mereka yaitu Polisi sebagai aparat penegak hukum mereka harus menegakkan hukum, karena hukum berlaku untuk setiap warga negara.  OLYMPUS DIGITAL CAMERA         Sehingga tak pelak seorang Rat Biker apabila mengeluh tentang perjalanna yang terganggu akibat berseberangan prinsip dengan Undang-Undang yang berlaku.  Namun mereka (pengendara Rat Bike, red) dengan tampang cuek, mereka berlalu dan seraya berkata “Inilah gayaku, dan inilah hidupku…!!!”.  Salut bro…

Setelah era kumuh kini sedikit berkurang, pada awal tahun 2005 hingga tahun 2006 muncullah era baru bagi para scooterist dimana mereka mau merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengoperasi vespa kesayangan untuk di ubah dengan aliran Chopper.  Aliran yang umumnya dianut oleh kalangna motor udug atau motor gede, maka menyebarlah sampai ke tangan-tangan kreatif para scooterist ini untuk menyulap motor mereka bak motor chopper.  Aliran ini cukup banyak diminati karena di Indonesia sendiri aliran chopper untuk jenis scooter ini baru pertama kali muncul pada awal tahun 2005-an.  Hampir pada setiap event banyak sekali kontes yang di buka untuk unjuk kebolehan para builder Scooter Chopper ini.
image 
Seiring maraknya modifikasi vespa chopper ini, hal kritik mengenai modifikasi jenis ini juga muncul dari berbagai kalangan penggemar vespa.  Diantaranya yaitu, modifikasi jenis ini merubah bentuk total bodi vespa dan aplikasi rangka monochoque yang diusung vespa dari pabriknya sana cenderung hilang dan kebanyakna dari para builder ini hanya mengambil mesinnya saja dan banyak sekali rangka asli vespa yang hampir tidak terlihat atau malah hilang sama sekali.  Dan hal inilah yang membuat ciri khas vespa yang asli menjadi hilang.  Selain bentuk Chopper para Scooterist ini juga banyak yang “mengolorkan” (memanjangkan) chassis vespa mereka menjadi 2, 3, bahkan sampai 4 meter.  Hal ini seperti inilah yang membuat seorang Scooterist kehilangan jati dirinya sebagai penggila vespa sejati.

Setelah masa Chopper dan Long Chassis kurang diminati oleh kalangan scooterist, kini muncullah aliran Retro.  Aliran ini yaitu aliran yang mengembalikan vespa seperti original atau hampir sama dengan original.  Tujuan dari aliran ini adalah mengembalikan bentuk semula vespa seperti pada saat kejayaannya dulu.  Berbagai aliran Retro dari mods, sampai aliran original pun muncul.

90SSsmall Para penggila aliran Retro ini mereka identik dengan kebersihan.  Mereka memodifikasi vespa mereka dengan mengaplikasikan cat yang unik sesuai dengan trend modifikasi tahun 1965-1980 an.  Dengan cat dan aksesoris yang sesuai dengan bentuk dan bersih, merekalah (penganut aliran vespa, red) penyeimbang dalam komunitas Vespa di Indonesia.  Karena dengan munculnya kembali vespa-vespa yang hampir menyerupai dengan original pabrik ini, mereka mampu mengembalikan citra para Scooterist Indonesia di mata Internasional sehingga para pengendara vespa di Indonesia ini mampu disejajarkan dengan para rider vespa di penjuru dunia.

Dari semua tulisan di atas tadi dapat kita simpulkan bahwa berbeda aliran modifikasi bukanlah sebuah masalah namun, meskipun berbeda aliran modifikasi, sesama para scooterist tetap harus bersatu…tulisan ini hanyalah sebagai gambaran dari seorang penghobi vespa yang selalu mengikuti perkembangan Brother Scooterist semua yang ada di Indonesia.  Salut kepada bro scooterist semua atas loyalitas yang tinggi terhadap kendaraan asli Italy ini.  Lestarikan vespa tua yang tersisa di Indonesia. . . !!!



sumber : think without a PANIC

VESPA 150 SPRINT vs VESPA 150 SPRINT VELOCE

Sabtu, 09 Oktober 2010

300-sprint Lahirnya Vespa Sprint dalam medio dekade 1960’an sebagai salah satu varian scooter produksi Piaggio, terbilang cukup mencuri perhatian para scooterist di seluruh dunia. Dengan penampilan awal yang hampir menyerupai Vespa Grand Lux, Vespa 150 Sprint hadir seakan ingin melanjutkan semangat kebebasan generasi 1960’an kepada genarasi 1970’an dalam hal berkendaraan scooter tanpa harus kehilangan sentuhan stylish namun tangguh.

Hampir setiap sudut penampilan Vespa 150 Sprint diperbesar dari vespa umumnya keluaran dekade 1960’an (VNA / VNB / VBB / VBC). Memiliki ukuran ban lebih lebar (3.50X10”), box dikedua bagian kiri kanannya serta spakbor yang lebih besar dibandingkan vespa kelas super menjadikan scooter ini tampil lebih unggul dan gagah dibandingkan dengan sekelasnya (150cc).

Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat Vespa 150 Sprint seakan ingin menghidupkan kembali nuansa Vespa GL dalam bentuk lain di era 1970’an namun dengan harga yang terjangkau. Bahkan beberapa pendapat mengatakan bahwa vespa serie ini merupakan spec-drop dari Vespa GL.

Didukung oleh strategi pemasaran khas vespa, sepertinya Piaggio cukup berhasil dalam penjualan produksi vespa serie sprint, hal ini mengingat dalam variant tersebut sempat dikeluarkan dua jenis dimana keduanya memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata dari segi penampilan maupun ketangguhan mesinnya.


VESPA 150 SPRINT
Vespa150glDikeluarkan pada tahun 1965 hingga 1974, Vespa 150 Sprint merupakan generasi awal dari serie ini. Menggunakan salah satu keluarga mesin klasik 145.55 cc dengan penambahan cukup signifikan dalam hal kekuatan yaitu melalui besaran daya angkut yang diselaraskan dengan kecepatannya.

Kerangka body Vespa 150 Sprint sama dengan produk untuk Vespa GL, namun dengan sentuhan warna baru yakni silver metalik. Di sayap (fender) bagian kanan tersemat kata Vespa Sprint tersusun miring dua baris dengan style italic handwritting terbuat dari sejenis campuran alumunium yang berefek kebiru-biruan. Begitupun halnya dengan kata dibagian belakang, tertulis 150 Sprint tersusun miring satu baris yang berbahan serta material sama seperti bagian depan dan terletak agak diatas lampu bagian belakang.

Terdapat striping lurus terbuat dari alumunium pada bagian spakbor depan, box bagasi dan box mesin yang sejajar di kiri kanannya. Dengan kunci stang berbentuk oval, Vespa 150 Sprint menggunakan 2 jenis jok sesuai dengan permintaan yaitu model jok (sadle) ganda (pengendara dan penumpang) berwarna biru tua maupun dan jok panjang (single-seater).

Adapun bagian-bagian yg berlapis krum adalah baut gagang rem depan dan gagang kopling, klakson, rumah lampu belakang, ring lampu depan, kunci stang, tutup kunci stang dan kunci tutup box bagasi. Lapisan berwarna seng terdapat pada bagian-bagian seperti standar, shock bagian depan, seluruh baut dan mur serta tutup bak kopling.

Sementara itu bagian yg beraksen posfor meliputi shock bagian belakang termasuk per, baut dan murnya, serta per bagian depan. Sentuhan metal halus terdapat pada bagian gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, kuku macan, jengger depan, selahan, kunci (pengkait) box mesin, gagang kran bensin, dan lis sayap depan. Bagian yg bernuansa stainless adalah rumah saklar dan lis karpet tengah yang terbuat dari karet.

Dengan stang (handlebar) model kotak seperti GL dan Super serta speedometer oval, adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 1001-VLB1T 1205477 dan nomor mesin di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot diawali dengan kode VLB1M. Bagian-bagian lain yg memiliki warna berkesan alumunium meliputi velg, tromol depan dan belakang, tutup kipas, fork depan. Sementara itu warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.



VESPA 150 SPRINT VELOCE
Vespa150SprintVeloce
Diproduksi antara tahun 1969 hingga 1979 mesin Vespa Sprint 150 Veloce dirancang lebih dahsyat ketimbang Vespa 150 Sprint. Dimana salah satunya adalah dengan ditanamkannya karburator berukuran 20/20 dan saringan karburator yang diperbesar.

Perubahan lainnya adalah pada knalpot yg lebih besar sehingga menghasilkan suara berbeda dari serie sebelumnya. Dengan top speed mesin mencapai 97km/h, ukuran body Vespa 150 Sprint Veloce sama dengan Vespa 150 Sprint. Veloce memiliki model baru dalam bentuk lampu depan yang membulat dengan lingkaran 130mm dan dilindungi oleh ring lampu beraksen krum. Terdapat lampu kecil yang tersambung dengan lampu depan, berwarna hijau dikelilingi oleh ring alumunium di stang bagian atas speedometer.

Speedometerpun mengalami perubahan yang kontras dibandingkan dengan Vespa 150 Sprint. Speedometer veloce dirancang sama dengan model Vespa Super serie terakhir yang berbentuk lebih kecil (clamshell), mempunyai warna putih fascia dengan maximum angka tertera 120 km/h.

Sama halnya dengan Vespa 150 Sprint, veloce memiliki logo model baru yang berbentuk hexagonal (cung) tersematkan didepan mengganti logo P/ seperti serie vespa keluaran sebelumnya.

Dengan tidak menyertakan kembali striping alumunium yang terdapat pada spakbor depan dan box kiri-kanan. Pada awal produksinya, model handgrip veloce berwarna abu-abu terang dengan lambang Piaggio hexagonal didalamnya. Pada saat perjalanan produksi warna handgrip diganti hitam juga speedometer dan karet box kiri-kanannya.

Lampu belakang yang berbentuk kotak besar seakan menyembul dari body bagian belakang berwarna merah menyala dengan reflector menyatu didalamnya dan dilindungi oleh tutup yang terbuat dari bahan plastic pada bagian atasnya dengan warna senafas warna body.

Pada perkembangannya motif tulisan bagian depan dan belakangpun ikut berubah. Tulisan vespa bagian depan menggunakan font yang lebih tegas beraksen krum dimana setiap hurufnya seakan disatukan oleh plat yang berbintik halus dan berwarna hitam dengan posisi horizontal. Sementara itu pada bagian belakang tertulis vespa v. beraksen krum ter-emboss yang dibingkai dengan bentuk segi empat memanjang dimana dasar dari tulisan tersebut berwarna hitam berbintik halus dengan posisi horizontal. Adapun bahan dan material dari pada tulisan tersebut sama dengan serie sebelumnya.

Lapisan krum terdapat pada bagian-bagian yang antara lain ring lampu depan, tutup kunci stang dan kunci box bagasi. Lapisan beraksen seng terdapat pada bagian standar, shockbreaker dan per bagian depan, baut dan mur, dan tutup bak presneleng. Aksen phosfor menghiasi shock bagian belakang (termasuk per, baut dan mur), per standar dan mur baut bagian mesin. Kesan warna metal halus terdapat pada gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, jengger spakbor, selahan, kunci box mesin, kuku macan dan puteran kunci tangki. Sementara itu lapisan stainless terkesan pada rumah saklar dan lis karpet karet tengah.

Adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint Veloce terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 0150001-VLB1T 0368119. Pada perkembangannya seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada beberapa bagian sebagaimana tersebut diatas, nomor serial body pindah posisi ke sebelah kanan box mesin sama seperti produk-produk piaggio era 1980’an.

Namun demikian nomor mesin tetap berada di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot. Bagian lain yg memiliki warna alumunium adalah velg, tromol, tutup kipas, fork depan, dan warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.

Seiring dengan warna-warninya kehidupan generasi 1970’an yang dikenal dengan flower generation, Piaggio menangkap semangat ini melalui pengaplikasian warna-warna cerah dalam produk Vespa 150 Sprint Veloce. Apabila pada Vespa 150 Sprint hanya tersedia satu warna saja (silver metalik), tidak demikian halnya dengan Vespa 150 Sprint Veloce.

Veloce dari tahun ke tahun memiliki option warna yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1969-1970 warna silver metalik, 1970-1971 biru, 1971-1972 metalik putih rembulan, 1972-1973 merah, 1973-1975 hijau ascot, 1975-1976 hijau valombrossa, 1976-1979 biru marine dan abu-abu polaris.


Head To Head
Berikut ini adalah perbedaan spesifikasi yang menyertai Vespa 150 Sprint dengan Vespa 150 Sprint Veloce:
SPRINT
VESPA 150 SPRINT
Production: 1965-1974
VELOCEVESPA 150 SPRINT VELOCE 
Production: 1969-1979
  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder bore: 57,0 mm
  • piston stroke: 57,0 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 2/4800
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell'Orto SHB 16/10
  • gears: 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (1.97 US gallons)
  • mileage: 2,1l/100Km (112mpg)
  • tires: 3.5 x 10"
  • weight: 89 kg (172lbs)
  • max. speed: 94 km/h (57mph)
  • Engine scheme: VLB1M
  • VIN scheme: VLB1T 1001-1205477
  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder bore: 57 mm
  • piston stroke: 57 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 8/5000
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell'Orto SI 20/20
  • gears: 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (2 US gallons)
  • mileage: 2,08l/100Km (113mpg)
  • tires: 2.75 x 9"
  • weight: 89 kg (178lbs)
  • max. speed: 97km/h (59mph)
  • VIN scheme: VLB1T 150001-368119


KESIMPULAN
Dengan sentuhan menyerupai Vespa GL yang dimodifikasi sana-sini dari serie-serie vespa sebelumnya, maka kehadiran Vespa 150 Sprint maupun Vespa 150 Sprint Veloce telah memperkaya khazanah vespa baik di luar maupun di dalam negeri. Perubahan serta modifikasi itulah pada kelanjutannya menjadikan vespa serie sprint sebagai salah satu varian yang menjadi primadona produk Piaggio di era 1970’an dengan harga terjangkau dibandingkan dengan serie-serie khusus lainnya pada saat itu.

Saat ini serie sprint apabila dibandingkan dengan serie terjangkau lain yang seusianya (mis. Vespa Super) sedikit demi sedikit telah menghilang dari peredaran. Banyak peminat dari luar negeri yang menginginkan vespa serie tersebut dengan berbagai tambahan modifikasi untuk di re-export. Mengingat secara fisik sangat sesuai dengan postur kebanyakan orang-orang Eropa maupun Amerika. Tugas kitalah para scooterist di negeri tercinta ini untuk menjaga populasinya.


save our scooter bro...!. (dari berbagai sumber)

Legenda Vespa Congo

Minggu, 12 September 2010

congo_12

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa untuk berdamai maka mulailah perang.  Akhir sebuah peperangan ataupun konflik di sebuah wilayah selain membuahkan perdamaian, kadang juga tidak pernah terduga.  Keadaan yang tidak terduga ini dapat berupa macam-macam bahkan tidak masuk akal, diantaranya adalah semakin populernya salah satu jenis kendaraan roda dua yakni Vespa.

 

Seperti telah kita sama-sama ketahui, perang yang berkecambuk di benua Afrika dalam dekade 1960an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini.  Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo.  Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamain di muka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.

Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit).  Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.

Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran.  Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.  Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksuk juga disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargan yang menyertainya.

Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir.  Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu.

Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia.  Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacan stigma disini bahwa Vespa yang berbentuk bulat ya Vespa congo.

Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965. 

Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi.  Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki.  Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaanya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerimanya. 

walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia.  Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak diproduksi walaupun oleh rumah produksi lokal.

Dengan kondisi tersebut diatas maka Vespa Congo mulai masuk daftar sebagai salah satu The Most Wanted Vespa in Indonesia, yang dijadikan tunggangan scooteris maupun sebagai barang koleksi bagi kolektor Vespa.

 

 

SAUDARA KANDUNG VESPA CONGO

1962-125vnb4-high

Salah satu keunikan Vespa Congo adalah Vespa jenis tersebut tidak diproduksi oleh Italy melainkan oleh German.  Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras daripada Vespa bulat umumnya, Vespa Congo memiliki tingkat kelengkapan lebih daripada Vespa made in Italy yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T).  Vespa 150 Vespa Congo adalah bukti penetrasi scooter produk Italy yang merambah dunia.  Untuk dapat mengetahui hal ini dapat dimulai dari perkembangan Vespa di German.

 

Jacob Oswald Hoffmann adalah pemilik pabrik sepada di Lintorf, sebuah kota yang terletak di Utara Dusseldorf.  Dia membangun sendiri pabrik tersebut dengan membeli sebidang tanah yang diatasnya telah berdiri beberapa gedung bekas pabrik pacul/cangkul setelah berakhirnya perang.  Suatu ketika peda awal 1949 ia mendapati beberapa foto Vespa hasil jepretan wartawan berada diatas meja kerjanya.  Dari sini ada perbedaan yang fundamental, kemudian Hoffman mencari tahu lebih banyak mengenai objek foto tersebut.

 

Kesempatan datang saat di Frankfurt Show, dimana Hoffmann dan Vespa bertemu langsung untuk pertama kalinya.  Dari sana kemudian Hoffmann berkeinginan membangun pabrik Vespa di Lintorf.  Ia kemudian mengajukan kepada Piaggio untuk diberikan lisensi membangun Vespa bagi pasar German.

Piaggio sangat mendukung permintan Hoffmann tersebut.  Mereka kemudian melihat secara langsung kemungkinan akan pasar Vespa di German dan mendapatkan bahwa Vespa dapat diterima oleh pasar German.  Langkah berikutnya adalah mereka mengadakan pendekatan kepada beberapa importir, akan tetapi para importir tersebut tidak ada yang berminat.  Penundaan ini diminimalisir dengan mempercepat penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara keduanya, dan mulailah Hoffmann sebagai pemilik lisensi utama atas produk Vespa untuk seluruh German Barat juga sebagai pasar Vespa di bagian Utara negara tersebut dan berhak atas export ke Belanda, Belgia serta Denmark.  Pertanggung jawaban penjualan untuk wilayan bagian Selatan negara tersebut ditangani oleh Vespa Marketing GmbH di Frankfurt.

 

Vespa ternyata cepat populer di German, media massa mengangkatnya sebagai produk yang inovatif dan stylis serta memuji Piaggio atas ciptaannya berupa kendaraan transportasi roda dua yang sangat menarik.  Tahun 1953, pabrik Hoffmann telah memproduksi lebih dari 400 unit Vespa setiap minggunya.  Akan tetapi memasuki tahun-tahun berikutnya angka produksi menurun hingga setengahnya.  Dalam kondisi perekonomian German yang tidak menguntungkan tersebut, Hoffmann percaya akan jalan keluarnya yaitu tetap pada jalur kompetisi dan ia menciptakan Vespa dengan performa yang lebih bagus.

 

Kemudian ia menciptakan Vespa dengan sebutan model Konigin yang terlihat gagah dengan ditambahkan sentuhan chromm serta lampu depan dan lain sebagainya.  Biaya pengembangan Konigin ternyata sangat mahal, dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann.  Pembuatan scooter jenis baru lainnya juga menjadikan kerjasama antara Hoffmann dengan Piaggio terputus, memasuki awal tahun 1955 kongsi keduanya bubar.

 

Piaggio kemudian menjalin hubungan dengan Messerschmitt Co. yang kemudian mengeluarkan produksi Vespa pertamya di tahun 1955.  Mereka mengeluarkan dua model yaitu 150 Touren dan GS yang diklaim lebih dahsyat. Vespa 150GS Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann.  Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957.

Setelah itu berdirilah Vespa GmbH Augsburg, perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt.

Kedua model yang dibuat saat kongsian dengan Messerchmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi.  Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958.  Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan scooter dan diproduksinya yang sudah tidak terlalu banyak.  Pada kelanjutannya German kemudian mengimpor Vespa langsung dari Italy.

Dari uraian tersebut diatas dimanakah saudara kandung Vespa Congi kita sebenarnya? Ada beberapa hal yang patut diperhatikan disini, yaitu, pertama dari sisi tahun kerjasama antara Piaggio dengan beberapa perusahaan di German dan kedua dari sisi tahun serta nomor produksi yang menyertai Vespa Congo itu serndiri.  Dari penelusuran penulis terhadap beberapa Vespa Congo yang ada berdasarkan tahun keluaran dalam BPKB adalah tahun 1958 hingga 1963, hal ini sangat sinkron apabila dikaitkan dengan selesainya tugas Pasukan Garuda Indonesia saat menjadi pasukan penjaga perdamaian di Congo.  Untuk kurun waktu tersebut maka kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan.  Hal ini disebabkan kongsian keduanya bubar di tahun 1955 dan produk dari kerjasama kedua berbentuk Vespa dengan model stang sepeda dan menggunakan Fender Light.  Vespa 125 Kerjasama kedua Piaggio di German bersama Messerschmitt.  Dari kerjasama inilah keluar produk Vespa GS yang sering disebut di Indonesia GS versi German dan 150 Touren yang merupakan cikal bakal Vespa Congo kita, akan tetapi kongsian itupun tidak bertahan lama karena di tahun 1957 mereka bubar.  Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Ausgsburg 1958, dari kerjasama inilah kemudian lahir apa yang kita sebut sebagai Vespa Congo.

 

 

Ciri khas Vespa Congo yang membedakan dengan Vespa sejenisnya

  1. Spakboard bulat tidak ada sambungannya seperti vespa umumnya.
  2. Ring (pelek/teromol) 10 inchi.
  3. Punya tonjolan seperti tombol/saklar di sambungan koplingnya (posisi setang sebelah kiri).
  4. Spidometer kotak & agak besar (berbeda dengan spidometer VNA/VNB).
  5. Ada lambang garuda di body depan sebelah kiri (sekarang jarang yang ada).
  6. Di atas spidometer ada lampu kecil seperti lampu cabe.
  7. Nomor mesin diawali dengan kode VGLB.
  8. Satu ciri khas terpenting adalah di BPKB tercantum tulisan ex Brigade Garuda III.

Sejarah Vespa

Senin, 23 Agustus 2010


clip_image001[4]
Sebagian motormania sepakat bahwa hanya ada satu jenis sepeda motor yang mereka anggap paling seksi.  Vespa-lah kendaraan yang dimaksudkan.  Boleh saja Anda tidak setuju.  Tapi, cobalah pandangi tampilan motor buatan Italia itu dengan seksama.  Inilah satu-satunya jenis motor yang berbentuk unik, semua bagian ‘tubuhnya’ cenderung membulat dengan buntut mirip lekuk penari jaipong.
Lalu, karena bentuknya yang khas itulah, Vespa muncul sebagai salah satu motor terpopuler dan bahkan melegenda di dunia.  Popularitas Vespa mulai menggila sejak pertengahan tahun 1950-an.  Padahal, saat itu usia produk motor beroda kecil ini belum lebih sepuluh tahun.  Piaggio, produsen motor ini, mengumumkan telah mampu memperdagangkan lebih dari 15 juta unit motor pada tahun 1956 ke seluruh dunia.
Paling menarik, sejumlah nama artis beken internasional saat itu sangat akrab dengan nama Vespa.  Mereka antara lain  adalah John Wayne, Henry Fonda, dan Jean Paul Belmondo.  Termasuk juga Ursula Andress yang malahan pernah menjadi bintang iklannya.
 
Lebih seabad silam, tepatnya 1884, Enrico Piaggio pengusaha muda berdarah Italia memulai usahanya di bidang pesawat terbang.  Dua puluh tahun kemudian, usahanya itu bangkrut.  Dasar bersemangat baja dalam dunia bisnis.  Piaggio pantang menyerah.  Lalu, dimulailah merancang industri alat transportasi dengan alternatif tersebut ditemukan.  Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong.  Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.
Hasilnya, munculah pertama kali produk motor dengan seri P108.  Kendaraan ini berteknologi sederhana tapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah)  karena bentuk kerangkanya.  Akibat tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau Vespa, yang artinya memang bintang penyengat.
 
ph-10030
Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ‘kaki lima’ merancang papan penutup kaki pada bagian depan.  Proyek ini langsung dipimpin ahli teknik konstruksi terkenal di Italia kala itu, Corradino d’Ascanio.
Karena hak paten pun segera dapat mereka kantongi.  Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino.  Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek).  Maka, d’Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.
Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Perancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brasilia, dan India.  Selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng.  Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mangambil mesin Bajaj.  Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super.  Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa.  Maka pada tahun 1950 munculah Vespa 125cc buatan Jerman.
Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa.  Tapi ternyata mereka tak sedikitpun mampu menyaingi Piaggio.  Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU.  Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960an.
47)al_s
Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya.  Bahkan saat mereka terbilang melakukan ‘revolusi’ bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.
Vespa 150 GS Produk 150 GS kala itu dikenal sebagai Vespamore  dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an,  Memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu.  Tapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat dan sekel.
Perkembangan selanjutnya Vespa diarahkan pada bentuk sportif yang nampak pada produknya di tahun 1951.  Dan produk tersebut sempat mendapat medali emas untuk kategori motor Sportif di Eropa.  Dan aktualisasi sportif-nya terbukti dengan pecahnya rekor kecepatan 171 km/jam untuk kendaraan Vespa bermesin 125 cc.  Dan sejak itulah para Vespamania terlihat sering berkonvoi keluar kota secara berombongan.
Khusus Lambretta, sebenarnya diproduksi lebih tua dari Vespa, tapi sempat terhenti produksinya.  Tatkala Vespa berproduksi, Lambretta pun keluar lagi.  Hanya saja, posisi mesinnya berbeda dengan Vespa.  Vespa bermesin disamping, sedangkan Lambretta ada di tengah.  Untuk yang buatan Jerman, jenis scooter-nya bernama NSU Prima.  Selain itu, DKW juga memproduksi jenis scooter-nya pula.  Ternyata, Jepang pun tak ingin ketinggalan dalam memproduksi motor jenis scooter ini.  Di tahun 1960-an, Jepang mengeluarkan jenis scooter Rabbit-nya.
   image
Selain Vespa ,di Italia ada beberapa produsen motor yang memproduksi jenis scooter ini.  Di masa sekarang, bahkan mereka menghasilkan scooter berkecepatan tinggi.  Contohnya jenis scooter yang di Itali dikenal Velocivero pablikan Italjet.  Konon, scooter inilah tergolong jenis tercepat di dunia.  
image  image
Kecepatannya melebihi 180 kilometer per jam.  Di Indonesia, ada pula jenis seperti ini dipasarkan oleh Aprilia dengan nama Italjet Dragster.  Selain itu, Cagiva pun kini menelurkan jenis scooter-nya yang dinamakan Cagiva Cucciolo.
Belakangan, sejumlah Pabrikan motor kembali membanjiri pasar dengan kendaraan berkapasitas mesin kecil dan cukup laku terserap pasar.  Tapi cobalah perhatikan, bentuknya ternyata banyak yang terinspirasi oleh kegenitan atau bahkan keseksian Vespa.  Dan kini pun Vespa harus kembali melakukan terobosan, bila ingin kembali populer di tengah pesaingnya.

Asal-Usul Nama Vespa

Rabu, 18 Agustus 2010

vespa_logo_1
Vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari Italia.  Perusahaan induk dari Vespa, adalah Piaggio.  Merek yang diedarkan oleh PT. Danmotor Indonesia ini mempunyai penggemar fanatik, dan klub-klub penggemar Vespa (terutama Vespa klasik) menjamur diberbagai kota di Indonesia.  Vespa menjadi salah satu alat transportasi yang modern sampai saat ini.
Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya ditahun 1884.  Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio.  Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal.  Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api.  Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut.  Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia.  Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom.
 
Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu.  Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Pabrik Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio).  Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, negara ini miskin, infrastrukturnya didirikan kembali sekitar tiga puluh tahun dan tingkat konsumsinya rendah.  Namun Enrico Piaggio memiliki gagasan yang cocok pada masa tersebut.  enrico20piaggio Sesuatu yang cocok untuk pertumbuhan pasar domestik, kebutuhan mobilitas dan untuk memulihkan industrialisasi.  Enrico menciptakan motor skuter Vespa pada tanggal 23 April 1946 dimana pada waktu itu awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong.  Yang mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.
Konsep Vespa berasal dari Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio.  D’Ascanio sebenarnya tidak menyukai sepeda motor sama sekali, dia menemukan ketidaknyamanan pada roda yang sulit untuk diganti setelah terjadi kebocoran ban dan yang lebih buruk lagi adalah rantainya yang membuat pengendaranya kotor.  Namun dari pengalaman menjadi insinyur penerbangan di Pabrik Piaggio inilah yang membuatnya menemukan solusi untuk semua masalah tersebut. 
D’Ascanio membuat rancangan yang simpel,ekonomis, nyaman dan juga elegan.  D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari teknologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis.  Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.  Di periode inilah awal kelahiran resmi skuter Vespa.

Awalnya nama skuter ini bukanlah Vespa.  Prototipe pertamanya diberi nama MP5, 57)MP5__1945_-4 kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik.  Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan.   56)MP5__1945_-3 Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino dikarenakan bentuknya yang aneh.   Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek).

Ketika Enrico Piaggio melihat prototipenya ia tidak menyukainya sama sekali dan meminta Corradino D’Ascanio untuk merancang ulang kendaraan tersebut.  D’ascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan lahirlah prototipe keduanya yang diberi nama MP6.
image
Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia mendengar suara dengung di putaran mesinnya seketika itu pulalah secara tak sengaja Enrico berseru “Sembra Una Vespa” (tampaknya seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan ‘Vespa’ (tawon dalam bahasa Indonesia).


disunting dari berbagai sumber